Catatan dari Dapur

0 comments

Ini adalah tulisan dibalik dapur. Semua resep yang termuat adalah telah dicoba didapur saya. Apabila masih kurang sesuai dengan selera, silakan dimodifikasi.

Dapur saya adalah dapur mungil, dengan peralatan yang yang tergolong sederhana dan terbatas. Maka saya encourage para ibu ibu untuk tetap semangat memasak dan bikin kue walau alat tidak lengkap.

Saya tidak punya timbangan kue, semua saya ukur dengan gelas takar (plastik), yang ada tulisan takaran untuk cairan, gula, tepung. Murah cuman Rp. 7.000 di Carrefour bagian peralatan dapur plastik. Saya hanya punya 1 hand mixer, dan ga punya Oven. Adanya cuma baking pan, yaitu panci bulat tertutup rapat yang dapat digunakan untuk memanggang diatas kompor. Maka kue2 resep saya kebanyakan adalah cupcake, atau roti berloyang bundar, mengikuti bentuk baking pan. Oven kompor adalah benda idaman saya selanjutnya. SPatula saya pernah beli yang karet, ternyata bbrp kali patah krn semangat mengaduk. AKhirnya saya pakai saja centong nasi dr kayu, murah meriah dan kuat.

Cetakan saya, lebih terbatas lagi. Berhubung dapur ini belum menghasilkan income (heh heh), maka cetakan saya masih terbatas, untuk cupcake saya cetak memakai cetakan bolu kukus biasa, saya alasi dgn paper cup. Kadang jika pengen lebih cantik, saya pakai cup kertas yg tebal, sehingga langsung berfungsi sbg cetakan.

Untuk gudeg, krn tidak punya panci besar, saya pakai aja wajan penggorengan yg besar, dan ditutup pakai tutup panci besar. Voila jadilah gudeg homemade.

Terbatasnya alat dapur, tidak menyurutkan hobi mencoba2 resep kue.Yang penting semua alat bersih, dicuci baik, dilap dan disimpan ke wadah setelah dipakai. Sebelum memakainya pun, saya keluarkan dr tempat simpanan, saya cuci kembali dan dilap bersih.


Homemade Gudeg

0 comments


Makanan khas Yogya ini rasanya manis, lauknya lengkap, dan bisa awet 3 hari asal masuk almari es, tinggal dikukus jika hendak dimakan. Sangat praktis untuk bekal.Syarat membuatnya Cuma 1, SABAR, karena agar bumbunya meresap, dibutuhkan waktu sampai 3 jam dimasak diatas api yang sangat kecil. Gudeg yang dibuat dgn cara tradisional, bahkan membutuhkan waktu seharian, dimasak dalam periuk tanah liat dan diatas kayu bakar.Cara dan resep yang saya tulis ini adalah modofikasi dari buku resep “80 tahun Kecap Bango”. Gudeg ini agak kering basah. Belum bisa benar benar sekering Gudeg Yu Djum di Yogya, krn teknik masak yang saya yakin ada rahasianya tersendiri.

Bahan Utama :

1. Ayam (boleh kampung) ½ ekor, cuci bersih, potong2 sesuai selera.
2. Telur ayam (boleh kampung) 6 butir, rebus,kupas, sisihkan
3. Tahu (kulit coklat) 10 biji, suci bersih
4. Nangka muda 2 juring , dipotong2, cuci bersih
5. Daun salam, 10 lembar
6. Lengkuas, 1 kerat besar, memarkan
7. Gula merah ukuran kecil 6 buah, sisir halus
8. 1 butir kelapa tua, air kelapanya disisihkan, kelapanya dikupas dan diparut.
Ambil santannya kental 500 ml.

Bumbu halus

1. Bawang merah 15 butir
2. Bawang putih 10 butir
3. Kemiri 8 butir
4. Ketumbar 1 sendok makan
5. Garam halus 1 sendok makan
6. Terasi 1 sendok makan, digoreng

Semua bahan bumbu halus diulek/diblender halus.

Cara :
1. Masukkan Nangka,ayam, daun salam dan lengkuas ke dalam air kelapa, didihkan, kemudian masukkan bumbu halus dan gula merah yang telah disisir.Masak sampai nangka kecoklatan.
2. Masukkan santan, tahu dan telor. Tambahkan garam.
3. Tutup panci, masak diatas api yang kecil sampai santan habis (2-3 jam dengan kompor gas). Sesekali diaduk agar tidak hangus dibagian dasar.
4. Angkat. Hidangkan panas-panas dengan nasi.

Note : Gudeg awet disimpan di almari es, hingga 3 hari (lebih dr itu belum coba krn sdh keburu habis). Sebelum dihidangkan, kukus dahulu.
Air kelapa apabila tidak tersedia, dapat diganti dgn air biasa secukupnya untuk merebus ayam dan nangka.


Who's behind the kitchen

Last Recipe

Archives

Links


ATOM 0.3